Fenomena ini sering saya lihat, selama saya menginjak akil baligh. Ternyata yang punya fenomena tidak hanya artis dan alam tapi manusia juga punya fenomena. Saat Bulan Suci ini datang banyak orang berubah warna (bukan bunglon aja yang bisa menyesuaikan warna tempat) yang awalnya agak brutal menjadi alim, yang awalnya tidak pernah ke mushola meskipun cuma didepan rumahnya sekarang menjadi rajin.
Masih terngiang jelas diingatanku saat kecilku berlomba puasa penuh dengan kakak laki-lakiku, dengan iming-iming hadiah dengan berbagai jenis. Sejak pagi dengan semangat mengumpulkan makanan buat berbuka. Aku bersyukur saat itu aku dibesarkan dikeluarga yang ketat akan agama.Tapi itu dulu... Kini aku dan kakakku tlah dewasa.
Miris saat melihat kini anak kecil seperti tak terdidik ataupun kurang perhatian dari orang tua, terbiarkan saja, sekolah satu-satunya yang masih bisa mengontrol tapi itu pun tidak efisien waktu di rumah lebih banyak daripada disekolah, tapi tak semua anak seperti itu masih ada sekelumit anak yang manis.
Saya yang setiap hari berinteraksi dengan anak kecil hanya mengelus dada, betapa kurangnya moral mereka, saya tidak menghakimi mereka tapi kebanyakan dari mereka, kata-kata yang tak seharusnya keluar dari mulut mereka, kata-kata yang biasanya keluar dari mulut jiwa-jiwa yang tak pernah mengenyam bangku sekolah. Tak pantas sekali terucap oleh wajah-wajah yang tak berdosa seperti mereka. wajah yang masih polos.
Yang sangat miris lagi, dibulan orang yang berpuasa mereka melalaikan hal itu, padahal saya yakin mereka hendak menginjak akil baligh... Hadeehhh ini kenapa bisa begini??? bagaimana peran orang tua??
Dan yang lebih membuat saya mengelus dada, ini bukan lagi anak-anak yang beranjak dewasa tapi melainkan bapak-bapak, dengan PDnya merokok didepan umum... "hadehhh, ini bapak urat kemaluannya sudah putus" batin saya. Ya Allah, ini baru dijogja bagaimana dengan kota besar lainnya dan negara lainnya.
Semakin saya bersyukur masih dilindungiMu...
Menjadi sebuah renungan bagi kita.. :)
panas jogjaku...
langkah kakiku melaju menggapai mimpi
tak peduli terik matahari menerpaku
semerbak angin sepoi-sepoi
menerpak semburat jilbabku
aku dan kamu berjalan terus beriring
hingga tabir cinta tak dapat terasing
dan aku akan terus bersanding
bersama jiwa yang tak pernah bergeming
duuh.. betapa keras hidup ini
aku dan kau harus bersaing
untuk tetap dapat bertahan hari ini
menjauh dari seleksi alam yang genting
1. Lakukan pemanasan dengan puasa sunnah sya’ban
2. Kuatkan niat dan do’a memohon pertolongan Allah SWT
3. Usahakan makan sahur satu jam menjelang imsya’
4. Lengkapi menu makanan memenuhi gizi empat sehat lima sempurna
5. Segerakan berbuka pada waktu maghrib dengan makan kurma atau makanan yang manis (misal:kolak,kue)
6. Berhentilah makan sebelum kenyang, lanjutkan makan setelah sholat tarawih
7. Lakukanlah aktivitas anda seperti biasa dan rasakan manfaat puasa bagi tubuh anda. Rasa lapar mendorong pemakaian zat lemak yang menumpuk di jaringan tubuh sehingga anda menjadi lebih sehat, nafsu / jiwa lebih terkendali dan menghambat penuaan.
8. Ibu hamil / menyusui = gizi harus terpenuhi (konsultasi dengan dokter)
9. Jangan lupa minum obat sesuai anjuran dokter.
10. Boleh melakukan:
• Injeksi / suntikan
• Meneteskan obat mata
• Donor darah
• Sikat gigi / berkumur (makruh).
• Menelan ludah sendiri
0 komentar